Hahan simpaule
Rabu, 24 Oktober 2018
Selasa, 09 Oktober 2018
BANI UMMAIYAH
Bani Umayyah diambil dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin Harb,atau mayangnya Muawiyah bin Abi Sofyan.Ummayyah hidup pada masa sebelum islan, ia termasu bangsa quraisy.
Daulah Bani umayyah didirikan oleh Muawiyyah bin Abi Sofyan dengan pusat pemerintahannya di Damaskus dan langsung selama 90 (sembilan puluh tahun) (41-132 H/661-750 M).
Muawiyah bin Abi Sofyan sudah terkenal siasat dan tipu muslihatnya yang licik, dua adalah kepala angkatan perang yang mula-mula mengatur angkatan laut, dan ia pernah dijadikan sebagai amir “Al-Bahar”.
Ia mempunyanyi sifat panjang akal,cerdik,cendikia,lagi bijaksana,luas ilmu dan siasatya terutama dalam masalah dunia, ia juga pintar mengatur pekerjaan dan ahlinya hikmah.
Muawiyyah bin Abi Sofyan dalam membangun Daulah Bani Umayyah menggunakan politik licik, meskipun kerjaan itu bertentang dengan ajaran islam. dia tidak takut melakukan kejahatan. Pembunuhan ialah cara sudah biasa,asal maksud dan tujuan tercapai.
Terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak terlepas dari kejadian tahkim,yang terjadi pada masa akhir khalifah Ali bin Aby Thalib.dalam kejadian tahkim tersebut, Ali sudah terbujuk oleh cara dan taktik Muawiyyah yang pada akhir nanti dia mengalamai kalah secara politik.untuk beberapa saat Muawiyyah mendapat keberuntungan untuk mengangkat dirinya sendiri menjadi Khalifahan,sekalians raja.
Daulah Bani Umayyah yang berpusat di syiria Damaskus, sudah diperintahkn oleh 14 orang khalifahan. tapi diantara khalifah-khalifah tersebut yang paling menonjol ialah: Khalifah Muawiyah bin Aby Sofyan, Abdl maliik bin Marwan, Walid bin Abdl Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik.
Tata Politik dan PemerintahanDaulah Bani umayyah telah mampu melakukan ekspansi yang sempat terhenti pada masa Ali,Tunisia dapat ditaklukkan. Di bagian timur, Muawiyyah dapat berkuasa wilayah Khurasan hingga ke sungaii Oxus dan Afganistan hingga ke kabull.
Angkatan bersenjata lautnya melakukan serangan-serangan ke kota Baizantium, Konstantinopel. Ekspansinya ke wilayah timur yang dilakukan Muawiyyah setelah itu dilanjutkan uleh khalifah Abd Al-Malik.
Dia mengirim tentara melewati sungai Oxus dan dapat berhasil tundukkan Balkhan, Bukhara, Khawarizmi, Ferghanaa dan Samarkandi. Tentaranya bahkan nyampai ke india dan dapat berkuasa Balukhistan, Sind dan wilayah Punjab sampai ke Maltan.
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Walid bin Abdul malik. masa pemerintahan Walid yaitu masa ketrentraman,kemakmuran dan ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia.
Pada masa kekuasaannya yang berjalan kurang lebih 10 tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara mengarah wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M.
Setelah al-jazair dan Maroko dapat di tundukkan, Tariq bin ziyad, pimpinan pasukan Islam, dengan tentaranya melewati selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa dan mendarat di suatu tempat yang diberi nama sebagai nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentaranya Spanyol dapat dikalahkan.
Dengan demikiian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi seterusnya. Ibu kota Spanyoll, Kardova, dengan sangat cepat dapat dikuasai. Menyusulnya seteelah itu kota-kota lain diantaranya Sevie, Elvyra dan toledo yang dijadikan ibu kota, pusat kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kardova.
Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan gemilang karna dapat dukugan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita menderita akibat kekejaman penguasanya.
Di zaman Umar ibn Abdullah al-Ghafiqi, ia mulai dengan melewati Bordeau, Poiters. Dari sana ia mencoba menyebrang tours, namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours, al-Ghafiqi mati terbunuh, dan pasukannya mundur kembali ke spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di laut tengah juga jatuh ke tangan islam pada zaman Bani Umayyah ini.
Demikianlah kisah singkat Sejarah Singkat Berdirinya Bani Umayyah, semoga bisa jadi bahan renungan untuk kita semua.
Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki bagian – bagian penyusun sebagai berikut :
1. General Statement / Pernyataan Umum
Bagian ini menjelaskan tentang gambaran topik yang ingin dibahas pada teks tersebut. Bagian ini harus ditulis dengan menarik agar mempengaruhi minat pembaca untuk membaca keseluruhan isi teks.
2. Sequence of Explanation / Urutan Proses
Bagian ini menjelaskan topik yang telah dikemukakan sebelumnya, berupa proses atau langkah mengenai suatu fenomena. Di dalam urutan proses membutuhkan konjungsi urutan waktu, seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya hingga yang terakhir.
3. Closing / Penutup
Penutup berisi kesimpulan yang diambil dari deretan kalimat penjelas pada bagian urutan proses. Selain berisi kesimpulan bagian ini juga bisa berupa tanggapan pribadi mengenai feomena tersebut.
1. General Statement / Pernyataan Umum
Bagian ini menjelaskan tentang gambaran topik yang ingin dibahas pada teks tersebut. Bagian ini harus ditulis dengan menarik agar mempengaruhi minat pembaca untuk membaca keseluruhan isi teks.
2. Sequence of Explanation / Urutan Proses
Bagian ini menjelaskan topik yang telah dikemukakan sebelumnya, berupa proses atau langkah mengenai suatu fenomena. Di dalam urutan proses membutuhkan konjungsi urutan waktu, seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya hingga yang terakhir.
3. Closing / Penutup
Penutup berisi kesimpulan yang diambil dari deretan kalimat penjelas pada bagian urutan proses. Selain berisi kesimpulan bagian ini juga bisa berupa tanggapan pribadi mengenai feomena tersebut.
Contoh Teks Eksplanasi
Proses Terjadinya Banjir
Banjir adalah suatu fenomena alam yang sangat merugikan sehingga disebut juga dengan bencana alam. Kata banjir berarti ketidak mampuan sungai, danau, drainase atau aliran air lainnya untuk menampung air yang jumlahnya sangat banyak, sehingga meluap dan memasuki daerah sekitarnya. Bencana banjir ini sering sekali muncul pada daerah – daerah pingggiran sungai (DAS) atau daerah yang dahulunya merupakan resapan sungai, dan juga daerah yang sistem drainasenya terganggu. Bencana ini biasanya terjadi pada musim penghujan dimana curah hujan dengan intensitas tinggi dan dengan durasi yang sangat lama sering terjadi. JIka dilihat dari penyebabnya, ada dua faktor yang dapat menyebabkan banjir, yaitu faktor alam dan faktor sosial. Berikut ini adalah faktor - faktor penyebab terjadinya banjir.
Faktor yang pertama adalah faktor alam. Faktor ini merupakan penyebab yang berasal dari alam itu sendiri. Alam akan menghasilkan hujan deras yang terus menerus turun dan menyebabkan daerah – daerah penampung air meluap, sehingga air tersebut tidak dapat lagi mangalir. Akibatnya, air akan menuju ke segala arah dan masuk ke pemukiman – pemukiman warga. Selain itu, alam juga bisa menyebabkan penyempitan sungai akibat dari erosi sehingga sedimentasi masuk ke dalam sungai dan menyebabkan daya tampung sungai menjadi berkurang.
Bahkan yang lebih parah adalah banjir yang disebabkan oleh erupsi gunung merapi yaitu banjir lahar dingin. Banjir ini terjadi akibat dari material – material hasil dari gunung merapi yang tersisa sangat banyak di atas kawah gunung, sehingga ketika hujan terjadi air tersebut akan bercampur dengan material erupsi gunung dan terbawa ke pemukiman warga.
Faktor yang kedua adalah faktor sosial. Faktor yang satu ini merupakan penyebab yang sering menghasilkan bencana banjir. Hal ini terjadi karena kebiasaan manusia itu sendiri yang merusak alam. Pertama – tama mereka akan membuang sampah di sungai – sungai sehingga menyebabkan permukaan sungai menjadi dangkal akibat dari sampah – sampah yang menumpuk. Kemudian, mereka juga membangun rumah atau bangunan lainnya di daerah – daerah yang mestinya menjadi tempat resapan air sungai, seperti di pinggiran atau belantaran sungai.
Mendangkalnya permukaan sungai dan hilangnya tempat resapan air akibat dari perbuatan manusia tersebut menyebabkan sungai tak bisa lagi menampung air dalam jumlah yang banyak dan juga menyebabkan tanah tidak bisa lagi menyerap air. Akibatnya, jika terjadi hujan dengan durasi yang lama, meskipun tidak begitu deras akan menyebabkan air – air meluap menuju ke segala arah dan ditambah lagi dengan tidak terserapnya air oleh tanah, sehingga air yang sangat banyak itu akan mengalir dan masuk ke pemukiman warga. Air – air yang masuk tersebut menyebabkan rumah – rumah mereka tergenang, bahkan lebih parahnya lagi banjir bandang bisa menenggelamkan rumah mereka. Akibatnya barang – barang mereka akan hilang dan rusak terbawa banjir.
Berdasarkan pemaparan – pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa banjir adalah bencana alam yang dapat ditimbulkan oleh faktor alam dan faktor sosial. Namun, menurut pandangan penulis faktor sosiallah yang menjadi penyebab utama terjadinya bencana banjir.
Bahkan yang lebih parah adalah banjir yang disebabkan oleh erupsi gunung merapi yaitu banjir lahar dingin. Banjir ini terjadi akibat dari material – material hasil dari gunung merapi yang tersisa sangat banyak di atas kawah gunung, sehingga ketika hujan terjadi air tersebut akan bercampur dengan material erupsi gunung dan terbawa ke pemukiman warga.
Faktor yang kedua adalah faktor sosial. Faktor yang satu ini merupakan penyebab yang sering menghasilkan bencana banjir. Hal ini terjadi karena kebiasaan manusia itu sendiri yang merusak alam. Pertama – tama mereka akan membuang sampah di sungai – sungai sehingga menyebabkan permukaan sungai menjadi dangkal akibat dari sampah – sampah yang menumpuk. Kemudian, mereka juga membangun rumah atau bangunan lainnya di daerah – daerah yang mestinya menjadi tempat resapan air sungai, seperti di pinggiran atau belantaran sungai.
Mendangkalnya permukaan sungai dan hilangnya tempat resapan air akibat dari perbuatan manusia tersebut menyebabkan sungai tak bisa lagi menampung air dalam jumlah yang banyak dan juga menyebabkan tanah tidak bisa lagi menyerap air. Akibatnya, jika terjadi hujan dengan durasi yang lama, meskipun tidak begitu deras akan menyebabkan air – air meluap menuju ke segala arah dan ditambah lagi dengan tidak terserapnya air oleh tanah, sehingga air yang sangat banyak itu akan mengalir dan masuk ke pemukiman warga. Air – air yang masuk tersebut menyebabkan rumah – rumah mereka tergenang, bahkan lebih parahnya lagi banjir bandang bisa menenggelamkan rumah mereka. Akibatnya barang – barang mereka akan hilang dan rusak terbawa banjir.
Berdasarkan pemaparan – pemaparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa banjir adalah bencana alam yang dapat ditimbulkan oleh faktor alam dan faktor sosial. Namun, menurut pandangan penulis faktor sosiallah yang menjadi penyebab utama terjadinya bencana banjir.
Benarkah asal-usul Kota Batu berasal dari Mbah Wastu?
Menguak tabir asal-usul sebuah tempat memang tidaklah mudah. Perlu kajian mendalam disertai dengan bukti-bukti, analisa, serta logika yang menjadi dasar dari sebuah cerita sampai akhirnya ditetapkan menjadi sebuah sejarah.
Sebagian masyarakat Kota Batu tentu pernah membaca atau mendengar tentang cerita sejarah Kota Batu yang sudah telanjur berkembang luas di masyarakat , bahkan situs resmi Pemerintah Kota Batu yaitu http://www.batukota.go.id, dan Wikipedia juga menuliskan sejarah tersebut sebagai berikut:
Batu berasal dari nama seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro yang bernama Abu Ghonaim yang selanjutnya masyarakat setempat akrab menyebutnya dengan panggilan Mbah Wastu. Dari kebiasaan kultur Jawa yang sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang, juga agar lebih singkat penyebutannya serta lebih cepat bila memanggil seseorang, akhirnya lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu. Bermula mereka hidup dalam kelompok (komunitas) di daerah Bumiaji, Sisir dan Temas akhirnya lambat laun komunitasnya semakin besar dan banyak serta menjadi suatu masyarakat yang ramai.
Itulah cerita yang selama ini diyakini sebagai sejarah Kota Batu. Namun, benarkah Kota Batu berasal dari kata Mbah Wastu? Dan benarkah Abu Ghonaim atau yang lebih akrab dipanggil dengan Mbah Wastu adalah orang yang pertama kali “babat alas” atau datang di Kota Batu? Sebuah fakta membuktikan tidak seperti itu
tidak seperti itu.
Tahun 2011 telah terbit buku yang mengupas tentang sejarah Kota Batu. Buku berjudul “Sejarah Daerah Batu Rekonstruksi Sosio-Budaya Lintas Masa” ini ditulis oleh Drs. M. Dwi Cahyono, M.Hum & Tim. Buku ini dikemas dalam bentuk sejarah sosial-budaya lintas masa, yang didasarkan pada hasil Riset Arkeologi Sejarah yang telah diselenggarakan semenjak tahun 2001 (perlu penelitian selama 10 tahun sampai terbitnya buku ini). Menurut buku tersebut, awal kehidupan di Kota Batu sudah dimulai sejak zaman pra sejarah. Demikian ulasannya:
Masa Prasejarah
Zaman prasejarah mulai menampakkan jejaknya di Kota Batu dengan diketemukannya artefak batu kategori tradisi megalitik. Temuan-temuan tersebut antara lain:
- Lumpang Batu (bongkah batu kali, dengan sebuah atau lebih lobang dalam bentuk lingkaran di permukaan atasnya). Setidaknya ada 11 tempat di berbagai penjuru Batu ditemukan alat ini, mulai dari Dadaprejo, Pendem, Junrejo, Mojorejo, Beji, Pandanrejo, Lejar, Sisir, dan Pesanggrahan.
- Batu Dakon (bongkah batu dengan beberapa lobang di bagian permukaan, fungsinya untuk menghitung tibanya masa tanam) yang ditemukan di dukuh Srebet dan Pesanggrahan.
- Punden Berundak (berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap arwah nenek moyang) dijumpai di Punden Mbah Ganden (Dukuh Torong Tutup).
- Susunan Batu Temu Gelang di punden Gumukan (desa Junrejo).
- Menhir di Punden Oro-oro Ombo.
- Dolmen di Dukuh Srebet, Desa Pesanggrahan.
Masa Hindu-Budha
- Dalam Prasasti Kubu-kubu, disebutkan bahwa pada masa kekuasaan Kerajaan Kanyuruhan di daerah Malang pernah diadakan acara penetapan sebuah desa menjadi perdikan (sima), turut diundang pemuka masyarakat dari desa-desa tetangga, dan salah satu desa yang disebutkan sebagai tetangga desa kubu-kubu (diidentifikasi sebagai kebonagung sekarang) adalah desa “batwan”, yang boleh jadi merupakan desa kuno yang kini berlokasi di Batu. Batwan merupakan persamdhian dari batu+an.
- Prasasti Gulung-gulung (929M) ditulis atas perintah raja Isana (Pu Sindok) di Kerajaan Mataram. Dalam prasasti ini disebutkan desa-desa tetangga dari desa Gulung-gulung diantaranya yaitu Batwan dan Batu.
- Pada masa pemerintahan Mataram, Batu telah menjadi pemukiman warga yang religius. Terbukti dengan adanya Candi Pathirtan Songgoriti (abad X M) yang berasal dari masa pemerintahan Pu Sindok.
- Menurut Gancaran Pararaton (Katuturan Ken Angrok) menyatakan bahwa di desa Jun Watu tinggal seorang yang “sempurna,” sangat dimungkinkan orang yang dimaksud adalah Mpu Gandring.
- Pada masa kerajaan Majapahit ditulis kitab Kakawin Negarakretagama, dan didalamnya disebutkan bahwa Batwan dan Batu adalah dua desa berbeda yang berdekatan.
- Berdasarkan Prasasti Jiu II (yang ditemukan di Mojokerto), disebutkan bahwa deseng (desa) Batu sebagai desa paling selatan diantara desa-desa lain yang ditetapkan sebagai daerah untuk bangunan suci bernama Trailokyapuri. Sebagian besar desa-desa lain yang disebutkan dalam prasasti ini berada di daerah Pacet. Sehingga desa Batu merupakan batas, desa tetangga, dan desa terjauh bagi Trailokyapuri.
- Selain itu juga ditemukan reruntuhan candi dari bata di Pendem, Temas, Junrejo, dll, yang diperkirakan peninggalan masa Kerajaan Majapahit, peninggalan sejarah lain masa ini adalah bekas Patirthan di Jeding Kulon, reruntuhan candi di Jeding Wetan.
MASA PERKEMBANGAN ISLAM
Tidak cukup banyak sumber data sejarah yang berkenaan dengan kesejarahan daerah Batu pada masa perkembangan Islam. Selain sejumlah situs makam Islam kuno, sumber data kedapatan dalam bentuk tradisi lisan atau legenda lokal.
- Jejak budaya pra-Islam didapati pada areal makam Mbah Batu di Dukuh Banaran.
- Jika ditelusuri sejarah islamisasi di daerah Batu, tidak terlepas dari proses islamisasi di daerah Malang. Pengaruh Islam dari Giri (Gresik) dan penaklukan Kerajaan Sengguruh (kerajaan Hindu terakhir) oleh Kasultanan Demak pada 1545 diperkirakan tak berdampak bagi tersebarnya Islam di Batu karena jaraknya yang cukup jauh.
- Terdapat sejumlah orang yang dalam legenda lokal dinyatakan berjasa dalam siar Islam pada awal perkembangan Islam di daerah Batu, yaitu Mbah Batu dan Bambang Selo Utomo (Bumiaji, Punten), Mbah Mas (Kampung Besul), Mbah Macan Kopek (Sisir), Mbah Bener (Temas), Eyang Jugo (Junggo), dan Mbah Masayu Mataram (Ngaglik).
Itulah sebagian paparan dari isi buku “Sejarah Daerah Batu Rekonstruksi Sosio-Budaya Lintas Masa.” Perlu kiranya kita mengkritisi kembali cerita tentang sejarah Kota Batu dan asal nama Batu. Selama ini cerita yang berkembang adalah Abu Ghonaim atau Mbah Batu (yang hidup pada masa perkembangan Islam) dinyatakan sebagai “pembuka perdana (sing mbabat) Batu,” sehingga namanya Mbah Batu atau Mbah Wastu diabadikan sebagai nama daerah Batu. Karena ternyata, jauh sebelum kedatangan Abu Ghonaim/Mbah Batu/Mbah Wastu (yang diperkirakan masa hidupnya sekitar abad XVIII-XIX), daerah Batu sudah menjadi pemukiman warga pada masa pra sejarah hingga masa Hindu Budha.
Selain itu, nama Batu yang berasal dari nama Mbah Batu juga perlu dicermati karena sebelum kedatangan Mbah Batu, nama ini sudah tercantum di beberapa prasasti sebagai nama desa kuno pada masa perkembangan Hindu-Budha. Bisa jadi justru nama Mbah Batu berasal dari nama daerah, Mbah Batu yang artinya Mbah dari Batu. Mungkin lebih tepat jika dikatakan bahwa Abu Ghonaim/Mbah Batu/Mbah Wastu adalah orang yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Batu
Berdirinya VOC Di Indonesia
Berdirinya VOC :
Orang Belanda tiba pertama kali di wilayah Nusantara pada tahun 1596, ketika sebuah armada yang dipimpin Cornelis de Houtman mendarat di Banten. Kedatangan orang Belanda ke Nusantara untuk mencari wilayah penghasil rempah-rempah. Hal ini dikarenakan Belanda tidak dapat memperoleh rempah-rempah lagi akibat di tutupnya Lisabon oleh Spanyol ketika Belanda memisahkan diri dari Spanyol.
Pada awalnya kedatangan orang Belanda diterima dengan baik oleh penguasa dan pedagang Banten. Belanda kemudian berulah dengan meminta agar Banten menyediakan lada dalam jumlah banyak namun tidak diimbangi dengan pembayaran yang memadai. Tentu saja Banten menolak permintaan Belanda. Akibatnya, orang Belanda yang marah marah menembaki pelabuhan tersebut dari kapal dan kemudian pergi melanjutkan perjalanan ke tempat lain.
Berita tentang perlakuan kasar Belanda terhadap para pedagang Banten tersebar sampai ke kota-kota pelabuhan pantai utara Pulau Jawa lainnya. Akibatnya, ketika armada Belanda itu singgah disana, para penguasa menolak kedatangan mereka. Pelayaran Belanda pertama ini akhirnya hanya sampai Bali dan kembali ke Negerinya.
Pada tahun 1598, sebuah armada Belanda yang baru di bawah Jacob van Neck, Warwijck, dan Heemskerck tiba di Banten. Pada kedatangannya yang kedua ini, orang-orang Belanda diterima dengan baik oleh penguasa Banten karena mereka bersikap lebih baik dan menyesuaikan diri dengan kondisi setempat.
Kedatangan Belanda ditempat lain, seperti Tuban dan Maluku juga disambut dengan baik. Sultan Ternate misalnya, menerima Belanda dengan senang hati karena Sultan tersebut bermusuhan dengan orang-orang Portugis dan Spanyol. Di setiap wilayah yang disinggahi kapal-kapal Belanda, mereka mengadakan perdagangan dengan penduduk setempat. Bahkan di beberapa tempat, mereka tidak segan-segan menempatkan orang-orangnya untuk menampung hasil panen rempah-rempah. Hasilnya, orang Belanda itu kembali ke negerinya dengan membawa muatan rempah-rempah dalam jumlah banyak dan keuntungan yang besar.
Dalam perkembangannya, perdagangan rempah-rempah di Nusantara menimbulkan persaingan keras antara bangsa-bangsa Eropa, seperti Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris. Untuk menghadapi persaingan itu, Belanda membentuk Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pimpinan perseroan (VOC) terdiri atas tujuh belas anggota yang disebut Heeren Zeventien. Kepada VOC diberikan hak khusus untuk berdagang, berlayar, dan memegang kekuasaan di kawasan antara Tanjung Harapan dan Kepulauan Solomon.
Tujuan pendirian VOC ialah menghilangkan persaingan antara sesama pedagang Belanda, menyatukan pedagang Belanda, dan mencari keuntungan besar. VOC juga diberikan hak istimewa (octroi) seperti hak monopoli, membuat mata uang, perjanjian, dan mempunyai militer sendiri.
Penetrasi VOC :
Pada tahun 1618, pimpinan VOC Jan Pieterzoon Coen memutuskan untuk membangun pusat aktifitasnya di Jayakarta (Jakarta Tempo Dulu). Jayakarta merupakan bagian dari Kesultanan Banten. Di tempat ini, VOC pada awalnya hanya membeli sebidang tanah seluas 100 Meter persegi dengan harga 3000 Gulden (Mata uang Belanda) dari Bupati Jayakarta yang bernama Wijaya Krama.
Ada beberapa alasan mengapa VOC memilih Jayakarta sebagai pusat aktivitasnya, yaitu sebagai berikut :
- Letak Jayakarta lebih strategis dalam jalur perdagangan Internasional dibandingkan dengan Ambon yang telah direbutnya dari Portugis, dan
- VOC akan mudah menyingkirkan saingannya, yaitu Portugis di Malaka.
Akan tetapi hubungan Wijaya Krama dengan Coen kemudian menjadi tegang karena kebijakan mereka saling bertolak belakang. Di satu pihak, Wijaya Krama marah karena Coen memperkuat gudangnya dengan tembok-tembok tinggi sehingga menjadi benteng, suatu hal yang berlawanan dengan kesepakatan semula.
Di lain pihak, Coen tidak senang terhadap Wijaya Krama karena Bupati Jayakarta memberikan izin kepada orang Inggris untuk mendirikan loji di wilayahnya. Akibatnya, terjadilah persaingan antara East India Company (Inggris) dan VOC (Belanda).
Di lain pihak, Coen tidak senang terhadap Wijaya Krama karena Bupati Jayakarta memberikan izin kepada orang Inggris untuk mendirikan loji di wilayahnya. Akibatnya, terjadilah persaingan antara East India Company (Inggris) dan VOC (Belanda).
Dalam persaingan tersebut, Pangeran Jayakarta memihak orang Inggris sementara VOC mendapat dukungan dari Sultan Banten. Ketika Coen sedang pergi ke Ambon untuk memperoleh bala bantuan, Wijaya Krama menahan pemimpin sementara VOC di Jayakarta yang bernama Van den Broeke. Berita penahanan Broeke tersebut membuat marah Ranamanggala dari Banten, yang menganggap Wijaya Krama telah melampaui wewenangnya.
Selain itu, penguasa Banten itu juga marah kepada Wijaya Krama karena telah mengadakan perjanjian dengan Inggris tanpa sepengetahuannya. Padahal, perundingan Ranamanggala dengan Inggris selama bertahun-tahun tak membuahkan hasil.
Selain itu, penguasa Banten itu juga marah kepada Wijaya Krama karena telah mengadakan perjanjian dengan Inggris tanpa sepengetahuannya. Padahal, perundingan Ranamanggala dengan Inggris selama bertahun-tahun tak membuahkan hasil.
Dalam konflik lokal tersbut, VOC berhasil meyakinkan Ranamanggala untuk memecat Pangeran Jayakarta dan menyingkirkan Inggris dari kota ini. Hal tersebut memungkinkan VOC mempertahankan kedudukannya di Jayakarta.
Beliau lahir di Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918, Pria Tapanuli ini lebih menjadi seorang jenderal idealis yang taat beribadat. Ia tak pernah tergiur terjun ke bisnis yang bisa memberinya kekayaan materi. Kalau ada jenderal yang mengalami kesulitan air bersih sehari-hari di rumahnya, Pak Nas orangnya. Tangan-tangan terselubung memutus aliran air PAM ke rumahnya, tak lama setelah Pak Nas pensiun dari militer. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, keluarga Pak Nas terpaksa membuat sumur di belakang rumah.
Sumur itu masih ada sampai sekarangMemang tragis. Pak Nas pernah bertahun-tahun dikucilkan dan dianggap sebagai musuh politik pemerintah Orba. Padahal Pak Nas sendiri menjadi tonggak lahirnya Orba. Ia sendiri hampir jadi korban pasukan pemberontak yang dipimpin Kolonel Latief. Pak Nas-lah yang memimpin sidang istimewa MPRS yang memberhentikan Bung Karno dari jabatan presiden, tahun 1967.
Pak Nas, di usia tuanya, dua kali meneteskan air mata. Pertama, ketika melepas jenazah tujuh Pahlawan Revolusi awal Oktober 1965. Kedua, ketika menerima pengurus pimpinan KNPI yang datang ke rumahnya berkenaan dengan penulisan buku, Bunga Rampai TNI, Antara Hujatan dan Harapan.
Apakah yang membuatnya meneteskan air mata? Sebagai penggagas Dwi Fungsi ABRI, Pak Nas ikut merasa bersalah, konsepnya dihujat karena peran ganda militer selama Orba yang sangat represif dan eksesif. Peran tentara menyimpang dari konsep dasar, lebih menjadi pembela penguasa ketimbang rakyat.
Pak Nas memang salah seorang penandatangan Petisi 50, musuh nomor wahid penguasa Orba. Namun sebagai penebus dosa, Presiden Soeharto, selain untuk dirinya sendiri, memberi gelar Jenderal Besar kepada Pak Nas menjelang akhir hayatnya. Meski pernah “dimusuhi” penguasa Orba, Pak Nas tidak menyangkal peran Pak Harto memimpin pasukan Wehrkreise melancarkan Serangan Umum ke Yogyakarta, 1 Maret 1949.Jendral A.H Nasution Sebagai Peletak Dasar Perang Gerilya
melawan kolonialisme Belanda. Tentang berbagai gagasan dan konsep perang gerilyanya, Pak Nas menulis sebuah buku fenomenal, Strategy of Guerrilla Warfare. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing, jadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite bagi militer dunia, West Point Amerika Serikat (AS). Dan, Pak Nas tak pernah mengelak sebagai konseptor Dwi Fungsi ABRI yang dikutuk di era reformasi. Soalnya, praktik Dwi Fungsi ABRI menyimpang jauh dari konsep dasar.
Jenderal Besar Nasution menghembuskan nafas terakhir di RS Gatot Subroto, pukul 07.30 WIB (9/9-2000), pada bulan yang sama ia masuk daftar PKI untuk dibunuh. Ia nyaris tewas bersama mendiang putrinya, Ade Irma, ketika pemberontakan PKI (G-30-S) meletus kembali tahun 1965. Tahun 1948, Pak Nas memimpin pasukan Siliwangi yang menumpas pemberontakan PKI di Madiun.
Usai tugas memimpin MPRS tahun 1972, jenderal besar yang pernah 13 tahun duduk di posisi kunci TNI ini, tersisih dari panggung kekuasaan. Ia lalu menyibukkan diri menulis memoar. Sampai pertengahan 1986, lima dari tujuh jilid memoar perjuangan Pak Nas telah beredar. Kelima memoarnya, Kenangan Masa Muda, Kenangan Masa Gerilya, Memenuhi Panggilan Tugas, Masa Pancaroba, dan Masa Orla. Dua lagi memoarya, Masa Kebangkitan Orba dan Masa Purnawirawan, sedang dalam persiapan. Masih ada beberapa bukunya yang terbit sebelumnya, seperti Pokok-Pokok Gerilya, TNI (dua jilid), dan Sekitar Perang Kemerdekaan (11 jilid).
Profil Jendral A.H Nasution
Ia dibesarkan dalam keluarga tani yang taat beribadat. Ayahnya anggota pergerakan Sarekat Islam di kampung halaman mereka di Kotanopan, Tapanuli Selatan. Pak Nas senang membaca cerita sejarah. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini melahap buku-buku sejarah, dari Nabi Muhammad SAW sampai perang kemerdekaan Belandadan perancis
Ia dibesarkan dalam keluarga tani yang taat beribadat. Ayahnya anggota pergerakan Sarekat Islam di kampung halaman mereka di Kotanopan, Tapanuli Selatan. Pak Nas senang membaca cerita sejarah. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini melahap buku-buku sejarah, dari Nabi Muhammad SAW sampai perang kemerdekaan Belandadan perancis
Perilaku Menyimpang
- James Vander Zanden: Menurut James Vander Zanden, mengatakan bahwa pengertian perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang
- Bruce J. Cohen: Pengertian menurut Bruce J. Cohen bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
- Robert M.Z. Lawang: Pengertian perilaku menyimpang menurut Robert M.Z. Lawang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut
- Paul B. Horton: Menurutnya, pengertian perilaku penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang - Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki enak ciri-ciri antara lain sebagai berikut...
a. Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Tidak ada perbuatan yang terjadi begitu saja dinilaiatau dianggap menyimpang. Perilaku mnyimpang bukanlah hanya dari ciri tindakan yang dilakukan orang, melainkan akbiat dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut.
b. Penyimpangan bisa diterima atau bisa juga ditolak
Tidak semua perilaku menyimpang negatif, ada juga yang diterima bahkan diputih dan dihormati seperti orang genius yang menyampaikan pendapat baru yang bertentangan dengan pendapat umum. Sedangkan perampokan, pembunuhan, dan menyebarkan teror bom atau gas beracun termasuk penyimpangan yang ditolak masyarakat.
c. Penyimpangan relatif dan penyimangan mutlak
Di dalam satu masyarakat tidak ada seorang pun yang termasuk dalam kategori sepenuhnya penurut (konformis) ataupun spenuhnya. Pada dasarnya semua orang normal pasti pernah melakukan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku, namun terdapat batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk setiap orang. Seperti halnya tidak ada seorang pun yang setiap perbuatannya menyimpan di norma-norma yang berlaku. Perbedaannya ada di seberapa sering (frekuensi) dan kadar penyimpangannya saja. Meskipun ada orang yang sering sekali melakukan penyimpangan sosial (penyimpang mutlak), lambat laun dia juga harus berkompromi dengan lingkungannya.
d. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Budaya ideal disini adalah seluruh peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarkat. Namun, dari kenyataannya, tidak orang yang patuh dari seluruh peraturan resmi. Antara budaya nyata dan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum di kehidupan sehari-hari yang cenderung banyak dilanggar.
e. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan sosial
Jika suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang suatu perbuatan ingin sekali diperbuat oleh banyak orang, akan muncul norma-norma pengindaran. Norma pengindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa hrus dengan menentang nilai-nilai dengan tata kelakuan secara terbuka. Jadi, norma-norma yang sifatnya setengah melembaga (semi institutionalized).
f. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Penyimpangan sosial tidak selalu sebagai ancaman karena biasanya dianggp sebagai alat pemelihara ketenangan atau ketentraman sosial. Di satu pihak, masyarakat memerlukan keteraturan dan kepastian dalam kehidupan.- c. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Sifatnya
- Penyimpangan Bersifat Negatif: Pengertian penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan sosial yang berwujud dari tindakan ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan tercela karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
- Penyimpangan Bersifat Positif: Pengertian penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan sosial yang memiliki dampak positif terhadap sistem sosial karena dianggap ideal dalam masyarakat.
Langganan:
Komentar (Atom)













